Sabtu, 12 April 2008

Trend Batu Alam


TREN mode “kembali ke nuansa alami” (back to nature) untuk arsitektur, interior, dan pendukung-pendukungnya masih digemari oleh masyarakat Indonesia. Hal ini terwujud dari pengaplikasian material alam berupa batu alam pada sebuah hunian.Dengan berbagai jenis dan karakter, batu alam mampu beradaptasi sehingga selaras dengan berbagai gaya desain bangunan. Karena batu alam dapat memberi kesan akrab, hangat, dan tidak kaku.Tovie, dari Yuka Stone art, saat ditemui okezone pameran International Furniture and Craft Fair (IFFINA) 2008 di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu, mengatakan, memakai batu alam memang bisa memberikan kesan dingin. Karena itu, semua batu alam dapat disesuaikan dengan gaya rumah apapun, baik modern minimalis, atau rumah klasik.Menurutnya, batu alam yang berwarna-warni mulai dari merah, putih, kuning, hingga hijau, dapat membedakan karakteristik sebuah gaya rumah.“Kalau yang limestone yellow bisa digunakan untuk rumah bergaya mediterania. Untuk rumah minimalis dapat memakai white grey atau white atau green, jadi tetap minimalis tapi kesan dinginnya dapat,” bebernya.Nah, agar batu alam tampil cantik dibutuhkan cara khusus seperti pola pemasangan, finishing batu alam, proses pemasangan yang baik, serta perawatan secara rutin. Selain itu, juga diperlukan berbagai macam solusi untuk mengatasi masalah yang biasa terjadi pada batu alam, baik yang dipasang di eksterior maupun interior.Masih menurutnya, pola pemasangan batu alam pun amat beragam. Namun, tidak semua batu alam dapat dipasang dengan pola yang sama, hal ini disebabkan oleh sifat fisik dan tekstur batu alam yang berbeda-beda. Mulai dari berbagai macam bentuk finishing hingga mozaik batu alam yang eksotis.“Semua batu alam ini ada yang berasal dari batu kali, batu marmer, batu serut, limestone, hingga sandstone. Untuk tampilan batu alam pun memiliki bentuk-bentuk yang unik mengikuti perkembangan tren terkini. Bahkan, batu alam mozaik yang dapat digunakan untuk dinding dan lantai menjadi primadona. Di mana untuk memasangnya mudah karena sudah dilengkapi net di belakangnya, jadi seperti keramik,” kata wanita ramah ini.Menurutnya, finishing batu alam sangat beragam. Mulai dibuat dengan mesin bubut, ada yang ditapah, carving, ada yang diiris dengan cuting mesin. Hanya, karena Indonesia beriklim tropis memiliki curah hujan dan matahari yang banyak.“Hal utama yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan batu alam adalah perawatannya. Sebab seringkali rentan lumut dan airnya pun membawa lumut, makanya harus ada pelapis (coating) yang disesuaikan batu alamnya. Kalau batu limestone minimal enam bulan sekali dicoating ulang, sementara jenis marbel dapat bertahan hingga setahun sekali,” ungkap Tovie.Menurutnya lagi, batu alam yang khusus digunakan untuk area interior dapat berupa tempat lilin, tempat dupa, dan aksesori untuk pemanis meja. Hanya yang membedakan semua batu alam tersebut adalah warna dan kekerasannya. Bagaimana, tertarik mengaplikasikannya untuk hunian Anda?(tty)sumber:http://lifestyle.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/03/10/30/90372/30/beri-kesan-dingin-melalui-batu-alam

2 komentar:

Anonim mengatakan...

apik temenan, kiro2 nglumut po ra...? omahe sak kulone pak lurah lawas/sik mantune agung kui yo sesuk tak mrono zalekan@yahoo.com

Unknown mengatakan...

Hallo mas adji... Piye kabare?