TINGGAL di pusat kota, di tengah pertumbuhan zaman, tidak mengikis kecintaan desainer Agnes Budisurya terhadap hunian asri bergaya tujuh puluhan. Seperti apa bentuknya? Sejak pertama kali ditempati tahun 1978, rumah asri yang berlokasi di kawasan Duren Tiga milik Agnes Budisurya, sama sekali belum pernah direnovasi. Si pemilik rumah yang berprofesi sebagai desainer ini mengaku tidak memiliki cukup waktu untuk selalu bongkar pasang atau merenovasi huniannya. “Jika ada waktu yang sedikit itu lebih baik digunakan untuk mengurus taman saya,” tutur Agnes. Yah, Agnes dan suaminya, Teddy Budisurya, membangun rumah dengan luas tanah 1200m2 dan bangunan yang dibuat dua lantai itu atas dasar kecintaannya pada alam. Agnes sangat menyukai taman, tanaman, dan berkebun. Di rumah ini dia memiliki taman depan, taman belakang, dan taman dalam rumah. Kebetulan tanah di sekitar tempatnya tinggal masih termasuk perbukitan, lebih tinggi dari jalan raya, iklimnya menjadi lebih sejuk. Taman depan tersebut menjadi saksi lahirnya dua generasi. Empat anak mereka, Reza Budisurya, 36, Bona Budisurya, 35, Yudha Budisurya, 29 dan Rama Budisurya , 27 serta dua cucu mereka, Jade dan Bianca. “Kalau sore begini, saya dan cucu main di sini,” ujar Agnes seraya menyeruput teh hangat di teras. Saat itu Agnes duduk di teras depan bermodel segitiga. Uniknya, meja bundar itu terbuat dari timba kayu besar dan alu. Fasad rumah tersebut memiliki teras segitiga dengan hamparan rumput hijau. Sebuah koleksi Philodendron berusia lebih dari sepuluh tahun menghuni sisi depan dan kiri teras. Melihat langit-langitnya, teringat akan rumah kakek dan nenek kita dulu. Melirik ke dalam, terlihat ruang keluarga klasik dengan sofa pendek cokelat dan karpet berwarna abu-abu.=OKZ/VID
http://www.pakuanraya.com/20080313/halamansupkhus.php
Tidak ada komentar:
Posting Komentar