Sabtu, 12 April 2008

Minim, Tetapi Elegan dan Memikat


Minim, Tetapi Elegan dan MemikatKost Bergaya Minimalis. Bangunan bergaya arsitektur minimalis masih menjadi tren di 2008 ini. Tren ini ditangkap pengembang, bahkan pelaku bisnis kos-kosan macam seperti di daerah Cikutra Barat untuk merebut pasar.Di zaman yang serba praktis, dinamis, dan cepat saat ini, rumah bukanlah sekedar tempat tumpukkan perabot hias dan ornamen berkelas. Sesuai fungsinya, rumah yang ideal harus memberi kenyamanan, keamanan, sekaligus higenis. Esensi inilah yang melahirkan tren minimalis.Sekretaris Jendral Real Estate Indonesia Teguh Satrio dalam perbincangan, Jumat (4/1) mengungkapkan, tren rumah minimalis yang mewabah sejak 2000-an ini akan terus bertahan di 2008 ini. Dan, masih akan populer dalam beberapa tahun ke depan. Ini tidak terlepas dari pergeseran pola pikir pasar yang lebih mementingkan aspek fungsional dan efisiensi ruang.Bangunan bergaya interior atau arsitektur minimalis sejatinya menekankan hal-hal yang bersifat esensial atau fungsional. Bentuk-bentuk geometris elementer macam garis, persegi dan kubus, tanpa ornamen atau dekorasi menjadi karakternya. Sudut-sudut tegas dan warna netral macam putih dan krem terlihat menonjol. Keindahan atau kemewahan lebih terkesan dari keapikan susunan detail struktur atau arsitektur, bukan dari kerumitan ornamen penyertanya.Layaknya tren, arsitektur jenis ini tidaklah statis. Fleksibilitas dan kompromistis terhadap aspek geografis, iklim, dan selera, menyebabkan pola arsitektur minimalis yang kini banyak dipakai di Indonesia, tidak lagi murni. Minimalis modern, minimalis tropis, dan minimalis kontemporer, jadi ragam variasi. Pengunaan material batu alam berwarna gelap netral, logam, dan pilar (asal terbatas) pun tidak lagi diharamkan.”Minimalis tropis misalnya, mengakomodasi atap dan teras dalam struktur. Dalam konsep minimalis yang murni, kan tidaklah dikenal atap,” ucap Syarif Maulana Nuriman dari PT. Putera Papan Seruni, pengembang Buah Batu Regensi. Perumahan ini menyediakan pula kluster-kluster khusus yang berasitektur minimalis modern seharga Rp 300 juta – Rp 1,1 miliar.Peluang pasar yang menjanjikan dari tren yang terus mewabah ini pun dicermati para pengembang dan pelaku bisnis properti di Bandung. Mereka mengadaptasi gaya ini ke dalam kluster-kluster atau town house yang baru dikembangkan. Selain Buah Batu Regency, ada pula Kota Baru Parahyangan, Metro Regency Margahayu Raya, dan Town House de Bale Pakuan Ciumbuleuit.Di tempat yang disebut terakhir ini, seluruh rumah bahkan dibuat seragam bergaya minimalis modern. ”Bagaimanapun, kami bertindak berdasar tren pasar. Saat ini, tren minimalis itu kan masih terlihat menjanjikan. Kami berani mengembangkan karena tren jenis ini lebih abadi dan orang tidak cepat bosan,” ucap Indra Susanto dari Manejemen de Bale Pakuan. Tidak main-main, pasar perumahan ini pun ditujukan kepada golongan menengah atas. Harganya dipukul rata, yaitu Rp 2, 42 miliar untuk luas bangunan 350/150. Dan, sudah 95 persen terjual dalam waktu kurang 2 tahun !Merambah kosUniknya, wabah arsitektur minimalis ini tidak hanya menjalar ke bisnis properti, melainkan juga bisnis jasa dan persewaan kamar (kos). Namun, kuncinya tetap satu, merebut pasar. Tengok saja di sebuah bilangan di Cikutra Barat, Kota Bandung. Di sini, terdapat bangunan kos dan salon ”Abelle” yang berasitektur minimalis kontemporer.Riska Jamilia, salah satu penghuninya, mengatakan, keunikan asrsitektur itulah yang menjadi daya tarik kos itu. Membedakannya dengan kos lainnya. Di tempat itu, ia bisa merasakan ciri khas arsitektur yang tengah naik daun, sesuatu hal yang belum bisa diperolehnya di rumah. Tanpa perlu membeli, bisa menjadi bagian dari simbol identitas gaya hidup kaum urban itu.Yang menarik, gaya rumah minimalis ternyata identik dengan personasifikasi pemiliknya. Ada tiga makna filosofis desain minimalis yang bisa dikaitkan dengan karakter manusia, yaitu orientasi kualitas, mementingkan esensi, dan menyukai kebersihan.Teguh Satrio mengungkapkan, karakter personasifikasi macam ini umumnya ditemui pada pria yang tengah mengejar karir. Atau, belum di puncak karir. Golongan inilah yang umumnya memiliki rumah-rumah bergaya minimalis.Ia menambahkan, ke depan, aspek fungsional akan lebih mendominasi tren arsitektur modern ketimbang seni desain semata. (Yulvianus Harjono)JAKARTA, KOMPAS -

Tidak ada komentar: